Dipenghujung bulan Oktober ini, izinkan aku untuk bercerita.
Udah lama banget kayaknya gak cerita di blog sendiri, Huehehe. Pas banget hari ini adalah hari terakhir di bulan kesukaanku, Oktober.
Ada banyak banget kejadian di bulan ini yang pengen aku ceritain. Jadi siap-siap popcorn yaa! Siapa tahu ceritaku ini bermanfaat buat moms yang sedang mengalami kondisi serupa.
Aku hamil!
Yes! Seperti judulnya, aku mau cerita kalau bulan September lalu aku dikasih kesempatan untuk hamil anak kedua. Rasanya mau punya anak lagi setelah 6 tahun hidup bertiga tentu sangat campur aduk. Ada perasaan senang, sedih, takut, excited, bingung, wah banyak deh pokoknya.
Waktu aku testpack di tanggal 9.9, perasaanku flat. Bener-bener flat. Bingung banget harus memproses seperti apa. Ini bukan kebobolan, kami memang berencana nambah anak. Tetapi pas dikasih loh kok malah bingung? Kayak Aldi Taher aja. Wkwk.
Kami kasih tahu si sulung tentang kondisiku yang sedang hamil. Awalnya dia menolak, gak mau punya adik. “Takut Mami lebih sayang adik!” Katanya. Lalu kami bujuk, kami jelaskan kalau punya adik akan A, B, C dan yang terpenting kasih sayang kami tetap sama. Akhirnya diapun setuju.
Aku install aplikasi TheAsianParents untuk memantau kehamilan keduaku. Aku selalu mengajak si sulung lihat perkembangan adik di aplikasi tersebut. Sampai akhirnya setiap hari dia selalu bertanya “Adik sekarang udah segede apa, Mi?”. Happy gak sih?
Hipertensi, Diabetes dan Insulin
Hari-hari berjalan seperti biasa. Untuk kehamilanku kali ini aku lebih berhati-hati karena sejak awal kehamilan selalu muncul flek kecokelatan. Kata dokter ada polip di bagian vagina, tidak mengganggu, hanya saja wajar jika keluar flek terus. Tidak hanya itu dikehamilan keduaku ini aku didiagnosa hipertensi dan diabetes. Untuk diabetes sih aku sudah tahu karena memang memiliki riwayat keturunan dari ibu, tapi hipertensi? Baru kali ini aku sadar memiliki bibit hipertensi. Akhirnya, diminggu keempat aku dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam.
Dokter penyakit dalamku yang pertama adalah dr. Christine sp.pd yang praktek di RS Limijati. Review jujurku sebagai pasien, dr. Christine ini super duper baik dan jelas banget dalam menjelaskan penyakitku. Semua dirunut satu-satu, diberi penjelasan sedetail mungkin, dan yang terpenting beliau tidak men-judge-ku sama sekali. Tidak terasa konsul kami berlangsung selama satu jam lamanya. Baru kali itu aku konsultasi ke dokter lama, tidak buru-buru dan bebas nanya sepuasnya. Buat yang sedang mencari rekomendasi dokter penyakit dalam di Bandung bisa pergi ke dr. Christine di RS Limijati Bandung.
Keputusannya, untuk mengurangi resiko kehamilan dan mengobati penyakitku, aku harus rutin minum obat dan dibantu suntik insulin (Lantus) satu kali sehari sebelum tidur.
Dang! Rasanya kayak dejavu, teringat almh ibuku yang dulu juga sempat suntik insulin. Tapi karena hanya satu kali sehari, ya cincai laaah pikirku. Gak jadi masalah! Hingga akhirnya suamiku harus pergi ke luar kota. Aku bingung siapa yang akan bantu suntik karena aku sendiri, jujur, masih takut sampai sekarang. Huhu.
Dua minggu rutin minum obat hipertensi, obat diabetes, dibantu insulin, tidak lupa juga dengan obat dan vitamin kehamilan dari doker kandungan, aku jadi terbiasa minum 10 tablet dipagi hari.
Hingga akhirnya tiba-tiba badanku mulai drop. Badan terasa lemas seperti tidak ada gairah hidup, cepat lelah, tengkuk kepala pusing, berdiri lama gak kuat, jalan kaki jauh terlalu letih, enaknya cuma pas rebahan aja, udah. Aku selalu cerita ke adik ipar tentang kondisi kehamilanku. Kok lemah banget gak kayak kehamilan pertama, mau bedrest pun tiap hari aku selalu istirahat. Tidak mengerjakan pekerjaan rumah, tidak berpikir keras, tidak dalam kondisi sedih yang luar biasa. Hidupku sedang bahagia-bahagianya. Apa karena efek obat yang terlalu banyak atau efek insulin yang bikin badan drop?
Sampai akhirnya tanggal 25 Oktober aku pendarahan. Kali ini pendarahannya berbeda, bukan flek cokelat seperti biasa, tapi darah. Berwarna merah tua, terkadang menggumpal dan banyak.
Aku masih positif thinking, walau agak panik dikit. Aku baca artikel katanya ada yang mewajarkan jika pendarahan sebelum usia kehamilan 12 minggu. Baiklah, masih ada harapan, pikirku. Sialnya, saat itu kondisinya aku di rumah sendirian. Suamiku lagi pergi ke kantornya di Jakarta, menginap pulak. Gimanalah perasaan bumil satu ini gak makin ketar-ketir.
Keesokan paginya ternyata kondisiku makin drop. Feelingku, aku keguguran tapi aku juga gak yakin. Aku kabarin suamiku untuk segera pulang, aku minta adik iparku untuk bantu antar anakku sekolah karena jujur, aku udah semakin lemah, tetapi ada perasaan pada diriku yang bilang kalau aku juga belum selemah itu. Suamiku sampai pukul 11.30, bertepatan dengan jam pulang sekolah anakku. Kami jemput ke sekolah lalu ke RS untuk periksa ke dokter.
Saat diperiksa, ternyata hasilnya…
Aku keguguran…
Ya, aku positif keguguran. Rasanya sedih, apalagi ketika melihat wajah si sulung yang masih ingin adiknya lahir. Walau dia tidak menangis, setiap kali ditanya dia selalu menjawab tidak sedih, tetapi aku tahu kalau di lubuk hatinya dia sedih. Kami ini memiliki sifat yang sama, sama-sama bingung menghadapi kesedihan.
Akhirnya dokter memberikan pilihan, diberi obat peluruh atau kuret. Akhirnya kami pilih kuret. Mungkin bagi sebagian orang tindakan kuret merupakan tindakan yang menyeramkan. Bagiku ini satu-satunya jalan karena aku paling takut melihat janinku keluar sendiri di lantai kamar mandi rumahku dibandingkan terbaring di meja operasi.
Operasi dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2023, pukul 20.30.
Mode Pemulihan
Saat ini aku dalam mode pemulihan. Aku kehilangan anak keduaku yang diperkirakan disebabkan oleh diabetes. Diabetes is real silent killer. Teman-teman yang memiliki riwayat keturunan diabetes atau kalian yang memiliki pola hidup dan pola makan berantakan, lebih baik mulai diperbaiki. Perbanyak olahraga, kurangi makan-minum manis, sayangi tubuh kalian.
Percayalah, harus suntik insulin setiap kali mau makan itu gak enak sama sekali. Aku juga saksi mata efek diabetes jangka panjang terhadap tubuh dan penurunan fungsi organ tubuh. Buat teman-teman yang berencana untuk hamil, selalu jaga kesehatan ya!
Mungkin segitu dulu curhatnya. Takut kalian kehabisan popcorn. Wkwk.
Bulan Oktober tahun ini jadi bulan kelahiranku yang penuh cerita. Banyak sekali dikasih kado oleh Tuhan, walau tidak semuanya baik, tapi tidak buruk juga. Sangat berkesan terutama untuk kehidupanku. Semoga kisahku ini bisa menginspirasi kalian yang memiliki kondisi serupa sepertiku.