Kalau inget masa kecil, yang suka kebayang tuh serunya ketika waktu cuma dihabiskan dengan bermain sama teman-teman tanpa mikirin cicilan. Haha. Ketika waktu dihabiskan di lapangan, main seharian sampai rambut bau matahari, pulang sore ketika orang tua pulang ngantor. Ahh rasanya kangen banget.
Permainan tradisional yang biasa aku mainkan waktu kecil ya lompat karet dan boy-boyan. Dua permainan masa kecil yang cukup menguras tenaga. Sehat banget pokoknya waktu kecil.
Karena aku terlahir di Pulau Jawa (Barat). Permainan ini mungkin memiliki nama yang berbeda di setiap daerah namun cara mainnya mirip-mirip. Berikut adalah penjelasan mengenai permainan tradisional versi Jawa Barat.
Tubuh Ideal Pasca Melahirkan Dengan Bamboo Postpartum Belly Band Corset MOOIMOM
Sewa Mobil Aman Dan Nyaman Dengan TRAC To Go
Lompat Karet
Main lompat karet atau sapintrong dalam basa Sunda merupakan permainan yang biasanya dilakukan oleh anak perempuan, walau terkadang anak lelaki juga suka ikutan main.
Cara mainnya sederhana saja, karet gelang dibentuk menyerupai tali memanjang, lalu kita mulai melewatinya sesuai tahapan. Dimulai dari betis, naik ke lutut, bawah perut, pinggang, dada, telinga, kepala hingga merdeka (gerakan tangan diangkat seperti menyerukan kata “Merdeka”). Mereka yang berhasil melompat hingga tahapan terakhirlah yang menang.
Permainan ini menguntungkan anak-anak yang memiliki postur tinggi, seperti aku. Hehe.
Boy-boyan
Selanjutnya ada Boy-boyan. Bukan boy dalam artian bahasa Inggris yang artinya anak lelaki, tetapi Boy-boyan yang merupakan nama permainan tradisional dari ranah Sunda yang dimainkan berkelompok, menggunakan bola tenis dan susunan genteng yang ditumpuk ke atas. Dapat dimainkan oleh anak perempuan ataupun laki-laki.
Cara mainnya ada satu orang yang jadi kucing, bertugas untuk mengejar kelompok lawan yang telah berhasil meruntuhkan susunan genteng, mereka yang terkena bola tenis akan bergabung dan menjadi kucing.
Sedangkan kelompok lainnya berusaha menghindari lemparan bola tenis, bergegas menuju lingkaran yang berisi potongan genteng dan berusaha untuk menyusunnya kembali. Pemenangnya ditentukan oleh siapa yang duluan berhasil menyusun tumpukan genteng atau ketika semua orang menjadi kucing.
Permainan ini seru banget, soalnya kita mengandalkan team work serta kegesitan supaya misi tercapai (baik ketika jadi kucing ataupun tim lawan).
[Review] Like I’m Five, Skincare Korea Untuk Ibu dan Anak
Pigeon Cleanser untuk Menjaga Kebersihan Peralatan Anak
***
Permainan Tradisional dari Timur Indonesia
Karena aku tinggal di Jawa Barat, tentu saja permainan yang aku kenal berasal dari daerah Jawa Barat saja. Namun, setelah aku baca lagi, ternyata ada banyak permainan tradisional dari timur Indonesia yang memiliki nama yang berbeda namun cara bermainnya masih tetap sama, seperti:
Ceklen (Sulawesi Utara)
Bagi kita yang tinggal di Pulau Jawa pasti bingung kalau diajakin bermain Ceklen sama teman kita dari Sulawesi Utara. Padahal, permainan ini sering banget dilakukan sama anak-anak perempuan. Permainan ini biasa kita kenal dengan sebutan Bekel.
Permainan ini menggunakan bola karet yang memantul dan juga kerang sebagai bijinya. Cara mainnya juga sama seperti memain bola bekel, yaitu dengan memantulkan bola ke atas dan mengambil kerang secepat dan sebanyak mungkin sebelum bola kembali memantul ke bawah.
Bilu-Bilulu (Gorontalo)
Permainan tradisional ini merupakan permainan yang sering banget kita main kan sewaktu kecil. Bahkan sering banget aku lihat permainan ini dilakukan di negara lain dengan cara dan peraturan yang berbeda tentunya.
Kalau aku yang tinggal di Jawa Barat familiar dengan nama Galasin atau Gobak Sodor. Permainan ini biasanya dimainkan oleh 2 kelompok yang dimana masing-masing kelompok memiliki peran yang berbeda.
Ada penjaga dan pemain. Penjaga bertugas untuk menghadang pemain agar tidak melewati garis. Pemain dikatakan menang kalau berhasil melewati penjaga hingga pintu terakhir. Kalau bagian tubuhnya ada yang dikenai penjaga, maka pemain akan kalah.
Tilako (Sulawesi Tengah)
Permainan tradisional ini masih sering kita lihat hingga saat ini. Biasanya kita sebut permainan ini dengan kata Enggrang. Permainan yang menggunakan bambu dengan pijakan sebagai alatnya.
Gak banyak yang bisa berjalan dengan baik menggunakan Tilako ini. Karena selain menuntut kekuatan tangan dan kaki, permainan ini juga memerlukan keseimbangan agar tidak mudah jatuh.
Aku adalah salah satu orang yang seumur hidupnya gak bisa berjalan pakai Enggrang. Bikin kaki sakit dan jatohan mulu karena gak seimbang. Hehe.
Liburan Akhir Tahun di Darajat Pass
3 Kota Tempatku Merangkai Kenangan
***
Nah itulah ketiga permainan tradisional dari timur Indonesia yang memiliki cara bermain yang sama namun dengan nama yang berbeda. Apapun namanya, kita tetap Indonesia.
Teman-teman suka mainkan permainan tradisonal apa sewaktu kecil? Yuk Sharing..